Sabtu, 14 November 2015

tekadku karena suatu alasan 1

senja itu ku utarakan, dengan ragu demi satu keinginan
benar ahirnya kudapatkan, tentu bukan penolakan........
maka akan kuceritakan :D
sekitar 3 tahun yang lalu, seseorang menghampiri hidupku
mungkin senyumnya tak membuat ku jatuh cinta, tapi cukup untuk membuat ku mengingatnya, bahkan ketika ia disamping seorang pria
terus mengingatnya hingga rasa yang kusebut rindu itu muncul
seperti beban, seperti ayam dalam ketan, lalu kumakan, yah sekitar 4-50 an lah
cukup untuk membuatku sesak, kejang kejang, muntah mencret dan sebagai nya.
dulu, pernah kujalani sebuah cerita, tak begitu indah, kemudia kuputuskan mengahirinya, tentunya dengan suatu alasan.
itu lah saat kutemukan dia, dia setelah dia.
senyumnya canda dan itu lo, tawanya. haahhhhh
berawal dari kesalahan kecil telah menjadikannya pelancar, is not pacar. untuk keinginanku.
menjadi faktor rasa bersalahku
"jika kau membaca tulisan ini entah kapan dan dari mana asalnya, aku sungguh minta maaf, demi setiap inci dari tubuhku beserta paru-paru,limpa,ginjal dan seluruh isinya, dan hatiku, dia masih merindukan mu"
memperhatikannya dalam diam jadi pilihan, aku setuju jika pria dikatakan makhluk terpintar didunia karena logikanya, tapi tentu tak ada yang sempurna, bahkan logikanya seorang pria
akan ada 1 wanita yang  membuat mereka mampu melakukan hal-hal bodoh, seperti seorang idiot, sinting gilo mereng.
seperti ia menjadikan ku.
mulai dari melihat foto-foto nya kemudian tertawa, hingga merindukannya lalu bersedih, bersedih karena aku hanya dapat melihat, melihat jauh, bahkan saat kuketik ini juga, aku bersedih.
ntah apa yang ada dalam fikiran ku, awalnya aku yakin ini bukan cinta, hanya ucapan terimakasih dan permintaan maaf, tapi aku mulai ragu.
kujalani beberapa hubungna berikutnya dengan tetap memperhatikan dia, dia yang 3 tahun lalu ku temui, tepatnya ketemu lagi.
dia teman dari teman smp yang kemudian mendapatkan hatinya.
jika ini membingungkan, aku setuju. aku memang tak terlalu mampu mengarang dengan baik.
seperti aku tak terlalu mampu mengartikan rasa ini dengan cinta.
terlalu bodoh dengan membiarkannya melintas begitu saja. to be continue...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar